Assalamualaikum teman2 ku......Mari kita dengar satu kisah lucu pagi ni....
Suatu hari , seorang dari kawasan pendalaman bersama isteri yang dikasihi pergi ke Shah Alam untuk menziarahi anak sulung mereka yang sedang belajar di UiTM . Orang desa ini , walaupun tinggal di sebuah kawasan terpencil , boleh lah juga kalau setakat hendak bercakap bahasa Inggeris seperti I'm sorry , no , thank you dan mengira setakat one, two , three sampai ten .
Kalau bernasib baik , kadang - kadang dia teringat sampai eleven ! Selepas menemui anaknya, kedua2 suami isteri ini meluangkan masa bersiar - siar di kawasan Seksyen 2, Shah Alam. Di kaki lima salah sebuah kedai di Seksyen 2 itu , orang desa ini terlanggar dengan orang putih yang juga sedang menikmati keindahan kawasan berdekatan kampus UiTM bersama temannya .
Pertembungan itu menyebabkan bungkusan mi yang dipegang oleh orang putih itu terjatuh . Sambil memungut bungkusan mi untuk diserahkan semula kepada orang putih tersebut , orang desa ini pun memulakan dialog interaksi mesra berikut :
Orang desa : I'm sorry....."
Orang putih : " I'm sorry too "
Isteri orang desa (berbisik) : " Abang , jawablah lagi..."
Orang desa : ( Kerana menyangka too ialah two , orang desa pun berkata ) " I'm sorry three "
Orang putih : " What are you sorry for ? "
Isteri orang desa (berbisik) : " Abang , jawablah lagi...peramah betul orang putih ni... "
Orang desa : (Kerana sangkakan for ialah four, orang desa pun menjawab) " I'm sorry five "
Teman orang putih : " Dear , I think this man must be sick!"
Isteri orang desa ( berbisik ) : " Abang , jawablah lagi...tengok tu, teman dia pun peramah juga "
Orang desa : ( Oleh kerana ingatkan sick ialah six, orang desa pun terus menjawab ) " I'm sorry seven "
Teman orang putih : "Come on , dear, I'm afraid"
Orang desa : ( Mendengar kata-kata afraid, orang desa ini menyangka eight, lalu dia berkata ) "I'm sorry nine"
Melihat temannya dlm keadaan tidak selesa , orang putih itu terus berkata , " Sorry , I really don't understand ". Mendengar saja perkataan understand yang bunyi akhirnya macam ten, bagai pemidato agung, orang desa ini pun terus menyambut : I'm sorry even !" ( tersasul tatkala terlalu ghairah hendak menyebut eleven ). Orang putih bersama temannya terus berada dlm keadaan terpinga - pinga . Malah , orang putih itu bertambah terpinga-pinga kerana kebetulan panggilan singkatan namanya Evan ! Bagaimana orang desa itu mengetahui namanya Evan ! " Do you know me ?" bertanya lagi orang putih itu sebelum dia beredar.
Si isteri orang desa itu terus berbisik lagi kepada suaminya , " dia tanya apa lagi tu bang ? Mesra betullah orang putih ni ".
Suaminya menjawab , " dia tanya aku nak mi ke ?" jawab selamba suaminya sambil memandang mi yang dipegang oleh orang putih tersebut. " Eh , jangan terimalah bang , entah halal entah tidak ! " Mencelah isterinya . Si suami kemudian dengan cepat berkata kepada orang putih , " no thank you ".
Kemudian orang desa bersama isterinya terus meneroka pelbagai premis perniagaan di Seksyen 2 Shah Alam . Ternyata dialog yang seketika sahaja telah meningkatkan peratus kasih sayang isterinya kepada orang desa itu . Si isteri teramat bangga terhadap pencapaian dan kebolehan suami tersayang.
Iktibar : Jika ilmu kita sedikit, maka sedikitlah juga peranan yang boleh dimainkan oleh kita. Agama Islam memberi perhatian yang istimewa kepada kecemerlangan ilmu. Kedudukan ini menuntut UMMAH memberi perhatian yang setepatnya terhadap perkembangan ilmu.
hahaha..senyum simpul bui baca...*_*
ReplyDelete